Senin, 19 November 2018

SENJA

Mengenali diri?

Suatu senja bersama
Menghabiskan waktu saling bediam
Tanya orang padamu tak kau gubris
Sedang aku ingin mendegar suaramu

Cara yang berbeda saat kau lakukan
Aku tersenyum hanya melihatmu
Untuk bilang bahwa jangan risau
Aku disini, aku disini

Kamu bilang apa masalahku
Selama aku yang tak peduli
Kamu menjaga untukku
Aku ingin tak menjawab

Kecut melihat matamu
Ada binar disana
Tapi aku tak tahu sedalam apa
Aku tak bisa menerka

Lalu malam memandang kita
Aku berharap cemas waktukku
Kamu tetap mendengarku
Hati bilang, semua akan baik-baik saja

Aku ingin menangis,
Sedang kamu terus mendengar
Seolah menunggu aku tuk berpuas diri
Ketakutan ku perlahan hilang
Berganti rasa sedih teramat sangat

Ini perasaan semakin menjadi
Aku ingin memelukmu
Melihat matamu semakin teriris
Takut kehilangan sorot tajam itu

Jangan tersenyum
Aku mohon
Aku tak ingin
Aku tak ingin

Sakit jika harus mengingatnya
Jika diketahui nanti bukan lagi kita
Harus tersenyum melihatmu
Aku tak yakin akan melakukannya

Langit memerah lalu menghitam
Aku menatap lalu memejam
Kamu mengenggam lalu bilang
Tolong percaya kita kan bersama

Aku hanya diam
Lalu dalam hati mengaminkan
Biar tuhan yang hendaki
Agar bersama pun menjadi takdir

28 Maret 2019

Rabu, 25 Juli 2018

Bagaimana?

Suara-suara membangunkan ku dari tidur
Ku pikir tadi ku sedang bermimpi
Duduk sendiri diteras gelap
Memikirkan kamu yang terus menghantui

Sudah berapa lama ku termenung
Memikirkan kamu yang terus datang
Tanpa mencoba berhenti
Anganku sudah pelan memiliki

Kata orang jangan terlalu
Tak baik buat diri sendiri dan kamu
Aku pun mencoba tuk sewajarnya
Padahal bagaimana ku bisa mengontrolnya?

Ketika malam-malam sepiku berubah menjadi hening
Ingatan tawa mu untuk ku menunggu
Tatapan mu menyuruh ku tuk takluk

Apa yang sebenarnya terjadi?
Mengapa aku menjadi seperti orang bodoh?
Linglung tak berkesudahan tak ku sadari
Sudah sedalam apa kamu mengikuti?

Padahal aku bukan tak didekati
Tapi aku membiarkan mu dengan mudahnya
Mengizinkanmu dengan lapangnya
Bahkan seperti aku yang menginginkan mu

Aku berfikir apa kamu berusaha?
Atau aku yang terlalu mudah?

Apa tuhan ikut campur dalam pertemuan ini?

Ingin rasanya aku menjadi egois
Memikirkan kamu dan hanya kamu
Lalu malam-malam sendiri
Ingatan tentang mu terus tertulis sendiri

Aku ingin tahu seperti apa perasaanmu?
Tapi aku tak tahu harus mulai dari mana?
Bagaimana perasaanmu?
Apa yang kamu rasakan?
Bagaimana aku mengerti mu?
Apa yang kamu pikirkan?
Bagaimana anganmu?

Karena setiap percakapan kita, tak memberiku jawaban atas itu
Karena mendengar mu berbicara tak mampu memberikan hasil yang aku inginkan
Malah menimbulkan angan baru
Membuka ruang rindu yang semakin dalam

Malu?
Sangat
Bagaimana mungkin bisa
Seorang yang seperti aku mau mengalah
Mau menunduk, menunggu, memikirkan

Perasaan sentimentil ini
Membuat pengendalian diriku selama bertahun-tahun hilang
Karena berusaha memberi ruang untukmu
Agar memiliki ruang tersebut

#26juli2018
#dap

Jumat, 13 Juli 2018

Merindu

Andai kau tahu
Ku disini sedang merindu
Merindukan dirimu

Meski ku coba tuk ungkap
Tapi tak juga kau tahu
Ku mencoba tuk meredam
Tapi semakin merindu

Lelah dikata
Bukan lelah karena menyerah
Tapi lelah karena semakin sesak
Semakin membuncah di dada

Bahkan berhari-hari ku terpaku
Melihat awan yang kosong
Merasakan udara yang hampa
Hanya memikirkan dirimu

Tapi ku tahu kamu tak tahu
Ku disini merindu
Merindukan dirimu
Ingin melihat tawamu
Mendengar suaramu
Menatap wajahmu
Mengenggam jemarimu
Memeluk tubuhmu

Kamu mendapat hatiku
Tanpa berusaha sedikit pun

Aku yang bodoh?

Kenapa ku biarkan dirimu dengan mudahnya
Memenangkan hatiku
Bahkan aku tak menyadarinya
Kamu telah memiliki ruang dihatiku

Tapi kamu tetap seperti itu
Tetap dengan egois mu
Tak memikirkan diriku
Tak menghubungi aku

Sedang ku disini merindu
Sedang ku disini mencintaimu

Aku yang sedang mencintaimu

#dap
#13juli2018

Sabtu, 14 April 2018

TerimakasihTelah Melepaskanku

Kita?
Sebekas cerita yang telah usai
Atau sebuah masa lalu yang takkan pernah mungkin bersama kembali

Lucu?
Aku pun berpikir seperti itu

Mengawali cerita dengan sebuah perkenalan bodoh yang memberikan perasaan yang luar biasa dan memberikan luka yang teramat, dan sialnya hanya aku yang merasakannya

Mengapa menulis ini lagi?
Malam lalu, tak sengaja seseorang menyiram kembali luka itu

Aku sadar tak ada yang perlu lagi dipersalahkan
Baik aku
Baik kamu
Ataupun keadaan

Kuakui cerita itu yang paling terekam di memori
Aku belajar merasa, tapi rasa tersebut mampu di cap lebih dari satu rasa

Tahu apa?
Ada rasa sakit bermalam tahun-tahun kemudian
Ada rasa sesak yang terus membuncah didiriku
Aku tak munafik, memang benar rasa tuan beri, begitu ku nikmati

Hingga pada akhirnya semesta berbicara
Atas semua yang telah coba kupahami

Lambaian dedaunan terus menjerit ketakutan saat aku terus menerus mengabaikan semuanya
Angin berhembus mematikan saat aku tak mau tahu, lalu dengan paksa menyeretku dan mengatakan "sudah saatnya menyerah"

#DAP

Sabtu, 27 Januari 2018

Mengapa?

Siang berganti malam
Kamu tahu bahwa semuanya akan berbeda
Kamu berusaha memberitahunya pertama kali
Kamu ingin dia ada saat itu
Akhirnya kamu salah

Kamu tahu apa yang paling menyakitkan hati?
Saat kamu sadar bahwa mereka yang kamu pikir menyanyangimu tak ada ketika kamu membutuhkan kehadiran mereka
Ternyata sulit untuk pura-pura kamu menerima bahwa mereka tak ada
Namun kamu masih menunggu
Bahkan saat kamu tahu mereka tidak akan pernah ada di saat itu

Mengapa sakit sekali?
Karena kamu mempercayai mereka
Karena kamu menyanyangi mereka
Karena kamu mengharapkan mereka
Sejauh apa kamu berpura-pura untuk bersikap seperti semula
Rasanya tidak akan pernah sama
Bukannya piring yang pecah jika disatukan kembali tidak akan pernah kembali seperti semula?
Lalu mengapa kamu berusaha mengerti atas segala alasan yang mereka ucapkan?
Kamu masih berharap mereka ada untukmu?

Benar ketika kamu berusaha menyanyangi mereka
Benar ketika kamu berusaha membahagiakan mereka
Benar ketika kamu berusaha untuk memaafkan mereka
Tapi
Bagaimana denganmu?
Tak apakah jika kamu tak disayangi?
Tak apakah jika kamu tak bahagia?
Tak apakah jika kamu berpura-pura untuk tidak mengetahui apapun?

Sejauh apa kamu berjalan
Sekuat apa kamu bertahan
Semampu apa kamu menghadapi
Pada akhirnya kamu akan lelah juga

Sesak didadamu tak kan berkurang
Bahkan ketika mereka muncul dihadapanmu
Mengapa?
Karena saat itu kamu sudah bangkit lagi
Sendiri
Bukan dengan mereka
Yang kamu sayangi
Yang kamu perjuangkan
Mengapa?
Saat itu,  kamu tahu
Hidupmu bukan milik mereka lagi
Kamu berjuang sendiri

Jumat, 29 Desember 2017

45

Denis bergegas mengambil handuk dan air untuk mengompres wajah four.
Diruang tamu terlihat gilang sedang berjalan ke arah denis.
"Hatiku sakit sekali bintang" ujar gilang mengadu
Denis diam,  dia sungguh tidak ingin menyakiti gilang.
"Lekas kompres wajah mas"ujar denis sambil mengisi mangkuk dengan air.
"Tolong lihat aku" ujar gilang memengang lengan denis.
Denis berbalik,  "aku tidak ingin menyakitinya" ujar denis tertahan.
Denis sungguh sedih,  melihat gilang dalam kondisi seperti itu.
"Mas,  bersihkan lukamu,  dan istirahatlah" ucap denis lalu segera menuju kamarnya.

#kamardenis
Four terlihat memerhatikan sekeliling ruangan,  ruangan ini begitu memberi kesan hangat,  sangat bertolak belakang dengan sikap yang dikeluarkan oleh kekasihnya.
Denis masuk.
"Kenapa? " tanya denis melihat ke arah four.
Four hanya menggeleng.
Denis mendekat,  dengan perlahan mulai mengompres wajah four.
Sedari tadi four sudah bicara panjang lebar,  tapi tidak ada yang benar-benar didengarkan denis.
"Apa ini sakit?" tanya denis sambil menyentuh pipi four.
Four bingung,  kondisi ruangan tiba-tiba menjadi canggung.
Four memengang jemari denis,
"Ada banyak sekali yang ingin ku katakan padamu,  tapi bolehkah kita keluar dari kamarmu?  Aku tidak mampu berpikir jernih" ucap four memelas.
Seketika denis terbahak,  "tentu,  tentu" ucap denis sambil keluar kamarnya diikuti four di belakang.
Denis tidak melihat lagi gilang diruang tengah,  four mengikuti denis duduk di sofa.
"Ingatanmu sudah kembali? " tanya four ragu-ragu.
Denis tidak menjawab,  denis berjalan ke dapur,  ruangan hanya diterangi cahaya bulan,  denis kembali ke ruang tengah dengan membawa dua gelas cangkir.
"Minumlah" ujar denis memberikan cangkir kepada four.
"Terimakasih" four meminum cokelat panas dalam cangkir itu.
"Lex" panggil four.
Denis mengangkat pandangannya ke arah four,  sambil menaikkan alisnya.
"Jawab aku" ulang four.
"Bagian balapan atau bagian kamu pacarku?" tantang denis.
Four menunduk.  "Sejak kapan ingatanmu kembali?" tanya four.
"Sejak tes sialan itu" ungkap denis.
"Kenapa kamu tidak bilang?" tanya four.
"Tolol" maki denis bangkit,  lalu menuju four.
Four terkejut ketika denis menarik kerah bajunya,  lalu meninju wajahnya.
Four hanya menahannya,  denis masih memegang kerah baju four.

#POV DENIS💋
Denis bingung,  awalnya dia tidak ingin membahas ini,  tapi kekasihnya itu terus saja mendesaknya. Denis bangun dan meninju wajah four,  tapi kekasihnya tidak mengelak atau melawan,  denis merasa bersalah,  tiba-tiba ide gila muncul dalam benaknya.
Denis menarik kerah baju four.
Seketika denis mencium bibir four.  Four tersentak,  dan bingung. Denis merasa sangat malu,  pelan-pelan dilepas cengkraman pada kerah baju four.

#POV FOUR
Four bingung,  kepalanya tidak bisa mencerna,  sedetik lalu dia berciuman dengan denis?  Loh denis kan sedang marah,  dan baru saja menghajarnya.
Tapi bibir wanita didepannya ini sangat manis,  dan four ingin merasakannya lagi.
"Jangan main-main denganku" ancam four lalu menarik pinggang denis dalam pelukannya,  dan melanjutkan hal yang dimulai denis.

#disudut ruangan
Gilang bediri melihat adegan tersebut.
Hati nya sakit,  bintang yang begitu dijaganya,  mulai menjadi seorang wanita.
Gilang tidak rela.
"Aku tidak akan melepaskanmu" ujar gilang dingin dan meninggalkan ruangan itu

#lanjutan
Four dan denis tersadar.  Denis segera melepaskan pelukan posesif four.
"Aku mau istirahat, kamu pulanglah atau tidur disini saja" ucap denis santai lalu masuk kekamarnya.

Four terbengong,  benarkah itu kekasihnya? Sesantai itu?
Four tersenyum lalu berteriak
"Aku Mencintaimu Denisa Pratama"

#dap

Rabu, 27 Desember 2017

44

#mengenangsenja

Four melangkah masuk ke dalam pekarangan kediaman kekasihnya.  Dia sudah tau cara bagaimana melewati pengamanan disini,  denis yang mengajarinya.
Four tersenyum memikirkan tingkah ajaib kekasihnya.  Four semakin bingung,  karena kekasihnga itu bukanlah irang yang bisa ditebak.  Banyak sekali hak yang dilakukan oleh denis,  yang tidak dipikirkan oleh four.
Sesampai di dalam rumah,  four melangkah keruang tengah,  melihat ada seseorang di taman belakang,  lalu karena instingnya mengatakan itu kekasihnya,  four mendekat ke taman,  tiba-tiba ada yang memeluk sosok yang dipikir itu kekasihnya,  four melihat awalnya sosok yang di oeluk itu meronta,  tapi kemudian luluh dan diam,  four semakin penasaran,  kalao memang itu kekasihnya,  four tidak terima, ketika mendekat, four mendengar percakapan mereka.
Itu memang kekasihnya,  tapi kenapa denis hanya diam,  apakah memang begini kelakuan kekasihnya?  Pertanyaan-pertanyaan itu terus muncul dipikiran four. 
" Aku sangat mencintainya,  padahal aku tahu dia berbohong,  karena tidak mungkin aku mau pacaran setelah denganmu,  tapi aku tidak tahu mengapa aku sangat nyaman berada disisinya, kamu tahu mas?  Aku tidak ingin menyakitinya" dari percakapan itu,  hanya ini yang terdengar oleh four.
Four bingung,  jadi selama ini kekasihnya tahu dia berbohong?  Tapi kekasihnya itu mencintainya?
Amarah yang dirasa oleh four perlahan lenyap.
Four berdeham cukup keras.
"Apa seperti ini yang kamu lakukan ketika aku tidak ada? " ucap four
Kedua sosok itu berbalik menghadap four.
Yang satunya terlihat seperti menyeka mukanya,  sedang yang satunya tetap melihat ke arah four.
"Apa yang kamu dengar? " tanya gilang dingin.
"Bagian kamu memeluk kekasihku atau bagian kekasihku membiarkan kamu peluk? " ucap four.
Siluet denis diam "aku mau tidur,  selamat malam" hendak berjalan.
Gjlang menahan denis,  menggenggap jemari denis,.
Dengan serta merta,  four berlari menerjang gilang dan meninju wajah gilang.
Denis berusaha melerai dangan menarik four.
Four emosi,  tapi denis mengenggam jemari four "sudah" ucap denis dingin.
Ketika denis dan four hendak pergi,  four ditarik,  dan gilang memukul muka four.
Denis langsung berlari, menahan gilang.
"Sudah cukup" teriak denis.
Semua berhenti.
Tiba-tiba lampu hidup,  kak na berdiri sambil membaca sapu.
"Kak na kira maling,  ternyata kalian,  apa ga bisa ributnya besok,  kak na mau istirahat" bentak kak na.
Denis menarik four ke kamarnya.

#kamar denis
Four jadi grogi,  four tidak tahu,  bagaimana perasannya.
"Duduk disana" perintah denis.
Four menurut,  entah bagaimana kondisinya terbalik,  seakan four yang bersalah.
Denis keluar dari kamarnya.  5 menit kemudian,  denis kembali.
Denis mendekat,  sambil membawa handuk dan mangkok.
Denis mengompres wajah four dengan perlahan dalam diam.
Four bingung harus berbicara apa
"Jangan pernah lagi kamu biarin dia meluk kamu" ucap four dingin.
"Hmm" balas denis
"Aku kesal sekali nis" ucap four
"Hmm" balas denis lagi
"Kamu aja ga pernah biarin aku meluk kamu" ucap four merajuk
"Hmm"balas denis
"Awas aja kamu di macam-macam" ancam four.
Denis mengkerutkat dahinya,  seketika berpikir,  "iya" jawan denis akhirnya.
"Kamu suka ya sama mantan kamu itu?" ucap four seperti kehilangan semangat.
"Apaa sih,  aku kesel banget kamu jontos-jontosan, jangan aneh-aneh,  ini udah malam" ucap denis melembut.
Four memengang jemari denis.
"Aku mau jujur" ucap four menatap denis
"Besok aja,  ini malam,  udah mendingan?" tanya denis menyentuh pipi four.

#dap