Denis bergegas mengambil handuk dan air untuk mengompres wajah four.
Diruang tamu terlihat gilang sedang berjalan ke arah denis.
"Hatiku sakit sekali bintang" ujar gilang mengadu
Denis diam, dia sungguh tidak ingin menyakiti gilang.
"Lekas kompres wajah mas"ujar denis sambil mengisi mangkuk dengan air.
"Tolong lihat aku" ujar gilang memengang lengan denis.
Denis berbalik, "aku tidak ingin menyakitinya" ujar denis tertahan.
Denis sungguh sedih, melihat gilang dalam kondisi seperti itu.
"Mas, bersihkan lukamu, dan istirahatlah" ucap denis lalu segera menuju kamarnya.
#kamardenis
Four terlihat memerhatikan sekeliling ruangan, ruangan ini begitu memberi kesan hangat, sangat bertolak belakang dengan sikap yang dikeluarkan oleh kekasihnya.
Denis masuk.
"Kenapa? " tanya denis melihat ke arah four.
Four hanya menggeleng.
Denis mendekat, dengan perlahan mulai mengompres wajah four.
Sedari tadi four sudah bicara panjang lebar, tapi tidak ada yang benar-benar didengarkan denis.
"Apa ini sakit?" tanya denis sambil menyentuh pipi four.
Four bingung, kondisi ruangan tiba-tiba menjadi canggung.
Four memengang jemari denis,
"Ada banyak sekali yang ingin ku katakan padamu, tapi bolehkah kita keluar dari kamarmu? Aku tidak mampu berpikir jernih" ucap four memelas.
Seketika denis terbahak, "tentu, tentu" ucap denis sambil keluar kamarnya diikuti four di belakang.
Denis tidak melihat lagi gilang diruang tengah, four mengikuti denis duduk di sofa.
"Ingatanmu sudah kembali? " tanya four ragu-ragu.
Denis tidak menjawab, denis berjalan ke dapur, ruangan hanya diterangi cahaya bulan, denis kembali ke ruang tengah dengan membawa dua gelas cangkir.
"Minumlah" ujar denis memberikan cangkir kepada four.
"Terimakasih" four meminum cokelat panas dalam cangkir itu.
"Lex" panggil four.
Denis mengangkat pandangannya ke arah four, sambil menaikkan alisnya.
"Jawab aku" ulang four.
"Bagian balapan atau bagian kamu pacarku?" tantang denis.
Four menunduk. "Sejak kapan ingatanmu kembali?" tanya four.
"Sejak tes sialan itu" ungkap denis.
"Kenapa kamu tidak bilang?" tanya four.
"Tolol" maki denis bangkit, lalu menuju four.
Four terkejut ketika denis menarik kerah bajunya, lalu meninju wajahnya.
Four hanya menahannya, denis masih memegang kerah baju four.
#POV DENIS💋
Denis bingung, awalnya dia tidak ingin membahas ini, tapi kekasihnya itu terus saja mendesaknya. Denis bangun dan meninju wajah four, tapi kekasihnya tidak mengelak atau melawan, denis merasa bersalah, tiba-tiba ide gila muncul dalam benaknya.
Denis menarik kerah baju four.
Seketika denis mencium bibir four. Four tersentak, dan bingung. Denis merasa sangat malu, pelan-pelan dilepas cengkraman pada kerah baju four.
#POV FOUR
Four bingung, kepalanya tidak bisa mencerna, sedetik lalu dia berciuman dengan denis? Loh denis kan sedang marah, dan baru saja menghajarnya.
Tapi bibir wanita didepannya ini sangat manis, dan four ingin merasakannya lagi.
"Jangan main-main denganku" ancam four lalu menarik pinggang denis dalam pelukannya, dan melanjutkan hal yang dimulai denis.
#disudut ruangan
Gilang bediri melihat adegan tersebut.
Hati nya sakit, bintang yang begitu dijaganya, mulai menjadi seorang wanita.
Gilang tidak rela.
"Aku tidak akan melepaskanmu" ujar gilang dingin dan meninggalkan ruangan itu
#lanjutan
Four dan denis tersadar. Denis segera melepaskan pelukan posesif four.
"Aku mau istirahat, kamu pulanglah atau tidur disini saja" ucap denis santai lalu masuk kekamarnya.
Four terbengong, benarkah itu kekasihnya? Sesantai itu?
Four tersenyum lalu berteriak
"Aku Mencintaimu Denisa Pratama"
#dap